Measurement Uncertainty

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN (Measurement Uncertainty)

 


Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Ketidakpastian Pengukuran ?
Mengapa kita perlu melakukan pengukuran ketidakpastian ?

Definisi Ketidakpastian Pengukuran menurut ISO GUM :
“A parameter, associated with the result of a measurement, that characterizes the dispersion of the values that could reasonably be attributed to the measurand.”.
Ketidakpastian adalah suatu parameter yang terasosiasi dengan hasil pengujian/ pengukuran, yang mencerminkan ketersebaran nilai-nilainya yang layak dimiliki pada benda yang diuji/ukur.

Untuk mempermudah pemahaman kita, mari kita perhatikan hasil pengujian laboratorium sebagai berikut :

Jumlah bakteri Coliform pada :
Air Minum Kemasan A = 19 per 100 ml
Air Minum Kemasan B = 19 + 3 per 100 ml

Pada air minum kemasan A tidak dicantumkan angka ketidakpastian pengukuran, sedangkan pada air minum kemasan B angka ketidakpastian pengukurannya dicantumkan yaitu “+ 3”.
Angka “+ 3” memberi arti bahwa hasil pengujian bakteri coliform pada air kemasan B bergerak pada angka 16 – 22 bakteri per 100 ml sampel. Hal ini diperoleh dari nilai ”+ 3” yang dicantumkan pada hasil pengujian, sehingga nilai hasil pengujian tersebut sebenarnya berada pada range (19 – 3) sampai dengan (19 + 3).
Pada hasil pengujian air kemasan A tidak mencantumkan angka ketidakpastian, sehingga kita hanya bisa membaca bahwa hasilnya adalah 19. Di satu sisi sebenarnya lebih memudahkan kita dalam membaca atau menghitung karena angkanya konstan sehingga seoalah-olah lebih memberi kepastian hasil. Tetapi sebenarnya hasil seperti itu justru menimbulkan ketidakpastian, karena sebuah hasil pengujian laboratorium akan bergerak dalam range tertentu. Hal ini disebebakan banyaknya faktor yang berperan dalam sebuah pengujian, mulai dari peralatan, metode uji maupun dari analis. Perbedaan bisa ditimbulkan dari tingkat akurasi alat (terkalibrasi/tidak), tingkat kompetensi analis dll. Perbedaan-perbedaan ini bisa menyebabkan hasil pengujian yang berbeda meskipun sampel yang diuji sama. Perhatikan ilustrasi dibawah ini :

Perbandingan hasil pengujian Air Minum kemasan B, antar analis :
Analis 1 = 16 per 100 ml
Analis 2 = 21 per 100 ml
Analis 3 = 10 per 100 ml

Analis 4 = 19 + 3 per 100 ml (analis yang berkompeten)

Dapat kita lihat perbandingan hasil pengujian bakteri coliform untuk air minum kemasan B yang dilakukan oleh 3 analis amatir dan 1 analis yang mempunyai kompetensi di bidangnya. Dari hasil analisa yang dilakukan analis 4 dapat kita lihat bahwa hasilnya bergerak dari angka 16 sampai dengan 22, sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa analis 1 dan 2 telah mempunyai kompetensi yang memadai karena hasil pengujiannya masuk dalam range angka ketidakpastian, sedangkan analis 3 perlu dilakukan training lebih lanjut.

Dari uraian singkat ini dapat disimpulkan bahwa :
ANGKA KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN AKAN MEMBERI KEPASTIAN HASIL PENGUKURAN

to be continued……..